Selasa, 17 Agustus 2010

Wisata Budaya dan Sejarah Tarakan

Bila Anda berkunjung ke Tarakan, beberapa objek wisata budaya dan sejarah dalam kota Tarakan, pantas dikunjungi. Jarak antara satu objek dengan lainnya pun tidak terlalu jauh, sehingga tidak banyak waktu yang dihabiskan hanya untuk perjalanan. Objek-objek itu antara lain:

Tangsi Rumah Atap Lengkung
Rumah atap lengkung terdapat di kawasan perumahan Kampong Baru, tepatnya di Jl Danau Jempang, Kelurahan Pamusian, Kecamatan Tarakan Tengah. Tangsi ini dibangun pada 1945 oleh tentara sekutu Australia setelah merebut Tarakan dari kekuasaan Jepang. Bangunan ini dijadikan tempat tinggal tentara Australia sambil menunggu penarikan ke negaranya. Juga termasuk peninggalan sejarah lainnya, seperti perumahan staf BPM, klenteng, masjid, dan lain-lain.

Bunker
Terdapat 10 bunker di Kota Tarakan yang terletak di Juawata Laut dan Peningki Lama, Karungan Kecamatan Tarakan Timur. Pembuatan bunker tersebut pada kurun 1936-1939. Bentuk dan gaya bangunan yang dikhususkan untuk sarana pertahanan perang, mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.

Pos Pengintai
Terdapat kesamaan antara Pos Pengintai dan Bunker yakni adanya ruangan yang berada di bawah permukaan tanah sebagai tempat persembunyian, namun tidak berupa lorong atau rongga. Sebagian besar bangunan tertanam dalam tanah dan yang tampak di permukaan hanya bagian atas sekaligus penutup. Lokasinya tepat di sebelah timur Hangar Mission Avation Fellowship ( MAF) di Kawasan Bandara Udara Juwata.

Meriam Kuno Trengganuk
Meriam ini merupakan meriam peninggalan Raja Tarakan, AP Jamalul Kiram, terletak di Jl Sumatera (Depan Wisma Patra). Meriam peninggalan Perang Dunia II di Juwata Laut dan Peningki Lama Karungan.

Monumen Australia
Monumen Australia terletak di Jl Pulau Kalimantan, tepat di sebelah barat Lapangan Tenis Kompleks KODIM 0907. Tiang peringatan ini menandai pintu masuk ke pemakaman perang Tarakan yang asli. Inilah tempat dimakamkannya 225 serdadu Australia dari Brigade ke-26 Divisi ke-9 Tentara Kerajaan ke-2 Australia yang gugur di pertempuran pembebasan Tarakan dari pendudukan Jepang pada tanggal 1 Mei 1945 s/d 15 Agustus 1945.

Wisata Ziarah (Makam Keramat)
Makam keramat ini merupakan penamaan terhadap kompleks makam di daerah hulu utara Sungai Pamusian. Yang dimakamkan merupakan warga keturunan arab yang datang dari Filipina Selatan lalu menetap di Tarakan. Dua tokoh yang dimakamkan bernama Syeh Muhammad Idrus dan Syeh Al-Marjak, diyakini sebagian warga Tarakan sebagai pemuka Agama Islam di daerah ini dan kuburnya dikeramatkan.

Tugu Perabuan Jepang
Tugu Perabuan Jepang terletak di Jl Imam Bonjol. Tugu ini merupakan tempat upacara abu jenazah bagi orang-orang Jepang yang meninggal akibat Perang Dunia II. Terdapat tulisan kanji di bagian depan sisi kiri tugu. Kedatangan awal orang-orang Jepang di Tarakan adalah sebagai pedagang. Rute yang mereka pakai kemudian dijadikan rute ekspansi tentara Jepang ke ke Indonesia timur lewat Tarakan.

Wisata Pertambangan
Tangki minyak peninggalan BPM umumnya telah dibongkar karena sudah rusak akibat pemboman pada Perang Dunia II. Tangki yang tersisa hanya satu buah, lokasinya di Jl Kusuma Bangsa. Saat ini masih difungsikan oleh PT Expan atau sekarang berubah nama menjadi PT Medco E&D.


Oleh-oleh Tarakan
Berkunjung ke Tarakan, jangan lupa dengan kepiting kenari bakarnya. Di The Bais Cafe and Restoran, ini menjadi menu spesial. Kepiting berukuran sekitar 20 sentimeter yang dipotong kecil-kecil, disajikan dengan tempayan dan api masih menyala di atasnya. Beberapa saat, api mulai padam dan kepiting bakar siap disantap, dengan saus kacang ala Tarakan.

Satu porsi kepiting bakar bisa disantap oleh tujuh sampai delapan orang. Konon bumbu kepiting bakar itu diracik dari rempah Borneo, yang menjadi 'sihir' agar wisatawan kembali lagi ke Tarakan.

Tarakan yang getol mendorong berdirinya Provinsi Kalimantan Timur bagian Utara itu juga amat kaya dengan oleh-oleh dari bahan ikan laut. Ada ikan ikan asin, udang, cumi-cumi yang semuanya sudah dikeringkan dan dikemas dalam bungkus plastik yang rapi dan higienis.

Oleh-oleh ikan asin itu merupakan hasil tangkapan dari laut Tarakan, diolah dan dikemas di Tarakan. Menurut Mustofa Joehanes, staf Bappeda Tarakan, Pemkot Tarakan terus melakukan pembinaan terhadap masyarakat untuk mengolah hasil lautnya menjadi oleh-oleh bermutu tinggi dan upaya itu sudah membuahkan hasil. "Semua oleh-oleh dari bahan ikan laut yang ada di Tarakan adalah produksi Tarakan," kata dia.

Untuk menjumpai penjual oleh-oleh ikan asin di Tarakan sangat mudah, bisa di pasar swalayan atau toko khusus yang menjual oleh-oleh. Tapi di tempat itu, harganya lebih mahal dibandingkan dengan harga di pasar-pasar tradisional.


Pasir Putih Pulau Derawan
Pulau Derawan bukan termasuk wilayah Kota Tarakan, melainkan berada di wilayah Kabupaten Berau. Tapi, dari segi kemudahan transportasi ke sana, dari Tarakanlah yang paling mudah menempuhnya. Melihat peluang itu, Pemkot Tarakan ikut memasarkan Derawan, guna memberi nilai tambah bagi pariwisata Tarakan.

Mengapa pelaku pariwisata Tarakan harus menjual Derawan, yang letaknya 133 kilometer dari Tarakan dan harus ditempuh dengan perjalanan laut menggunakan speedboat selama 2,5-3 jam? Derawan memang elok, pasirnya putih, lembut, pantainya bersih, airnya jernih, udaranya nyaris tak berpolusi. Hampir setiap waktu penyu hijau (Chelonia mydas) berseliweran di tepi pantai, dia jinak dan kerap dipeluki oleh anak-anak dan pelancong yang ke sana.

Karang laut Derawan sebagian rusak terkena jangkar speedboat yang membawa wisatawan, tapi masih sangat menakjubkan dan menyenangkan bagi yang suka menyelam ataupun diving. Almarhum Soeharto di masa hidupnya senang berkunjung ke Derawan untuk memancing. Ikan di sekitar laut Derawan besar-besar, jenisnya pun termasuk ikan yang bermutu, seperti kerapu. Berwisata ke Derawan menjadi semakin lengkap jika memesan ikan bakar untuk santap malam.

Derawan bisa ditempuh dari Tarakan menggunakan speedboat dengan ongkos per orang sekitar Rp500 ribu. Menurut Aris Rusdianto, nakhoda dan pemilik speedboat Rezeki Baru, hanya orang-orang tertentu yang datang ke Derawan dan tamu yang biasanya dia antar ke Derawan adalah para peneliti lingkungan hidup atau wisatawan yang sengaja datang untuk menyepi. "Paling hanya setiap akhir pekan dan mereka paling lama menginap selama dua malam," kata Aris yang hanya melayani penumpang carteran.

Walaupun merupakan pulau kecil dan berada jauh di tengah lautan, namun fasilitas wisata di Derawan cukup memadai. Di sana ada sejumlah kafe, sejumlah cottages, serta sejumlah rumah penduduk yang "disulap" menjadi penginapan. Tarif fasilitas akomodasi ini bervariasi, mulai Rp 75 ribu per malam hingga Rp 250 ribu.


Sumber:
http://www.republika.co.id/, dalam :
http://arkeologi.web.id/articles/arkeologi-publik/1102-wisata-budaya-dan-sejarah-tarakan
15 Maret 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar