Selasa, 17 Agustus 2010

Kota Tarakan







Peta lokasi Kota Tarakan
Koordinat : 3°14′23″-3°26′37″ LU
117°30′50″-117°40′12″ BT


Kota Tarakan adalah salah satu kota di provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah 657,33 km² dan sesuai dengan data Badan Kependudukan Catatatan Sipil dan Keluarga Berencana Kota Tarakan pada bulan Maret 2006 berpenduduk sebanyak 178.111 jiwa. Tarakan atau juga dikenal sebagai Bumi Paguntaka adalah sebuah pulau yang terletak di utara Kalimantan Timur.

Semboyan dari kota Tarakan adalah Tarakan Kota BAIS (Bersih, Aman, Indah, Sehat, dan Sejahtera).

Sejarah

Tarakan menurut cerita rakyat berasal dari bahasa tidung Tarak (bertemu) dan Ngakan (makan) yang secara harfiah dapat diartikan “Tempat para nelayan untuk istirahat makan, bertemu serta melakukan barter hasil tangkapan dengan nelayan lain. Selain itu Tarakan juga merupakan tempat pertemuan arus muara Sungai Kayan, Sesayap dan Malinau.

Era Kerajaan Tidung

Tempo dulu di Pulau Tarakan pernah berdiri sebuah Kerajaan dengan nama Kerajaan Tarakan(Tidung), Pusat pemerintahannya yang pertama adalah didaerah Binalatung dan terus berpindah hingga ke daerah Pamusian.
Era Hindia Belanda

Ketenangan masyarakat setempat agak terganggu ketika pada tahun 1896, sebuah perusahaan perminyakan Belanda, BPM (Bataavishe Petroleum Maatchapij) menemukan adanya sumber minyak di pulau ini. Banyak tenaga kerja didatangkan terutama dari pulau jawa seiring dengan meningkatnya kegiatan pengeboran. Mengingat fungsi dan perkembangan wilayah ini, pada tahun 1923 perkembangan wilayah ini, pada tahun 1923 Pemerintah Hindia Belanda merasa perlu untuk menempatkan seorang Asisten Residen di pulau ini yang membawahi 5 (lima) wilayah yakni; Tanjung Selor, Tarakan, Malinau, Apau Kayan dan Berau. Namun pada masa pasca kemerdekaan, Pemerintah RI merasa perlu untuk merubah status kewedanan Tarakan menjadi Kecamatan Tarakan sesuai dengan Keppress RI No.22 Tahun 1963.

Era Kemerdekaan

Letak dan posisi yang strategis telah mampu menjadikan kecamatan Tarakan sebagai salah satu sentra Industri di wilayah Kalimantan Timur bagian utara sehingga Pemerintah perlu untuk meningkatkan statusnya menjadi Kota Administratif sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.47 Tahun 1981.

Status Kota Administratif kembali ditingkatkan menjadi Kotamadya berdasarkan Undang-Undang RI No.29 Tahun 1997 yang peresmiannya dilakukan langsung oleh Menteri dalam Negeri pada tanggal 15 Desember 1997, sekaligus menandai tanggal tersebut sebagai Hari Jadi Kota Tarakan.


Motto : BAIS (Bersih, Aman, Indah, Sehat, dan Sejahtera)
Provinsi : Kalimantan Timur
Luas : 657,33 km²

Penduduk

· Jumlah : 178.111 (2008)
· Kepadatan : 270,96 jiwa/km²

Pembagian administratif

· Kecamatan 4
· Desa/kelurahan 20

Dasar hukum : UU RI No. 29 Tahun 1997
Tanggal : 15 Desember 1997
Walikota : Udin Hianggio
Kode area telepon: 0551
Situs Resmi : http://www.tarakankota.go.id


Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tarakan, dalam :
http://azharsan.student.umm.ac.id/kota-tarakan/

Sumber Gambar:
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c3/Tarakan.png/200px-Tarakan.png
http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=559233
http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=559233
http://ardiz.blogspot.com/2007/05/tarakan-terima-plakat-tertib-lalulintas.html

Peta Tarakan


View Larger Map

Kota tarakan

Kota Tarakan merupakan salah satu Kota di Propinsi Kalimantan Timur, dengan luas wilayah 657,33 Km2 dan terbagi menjadi empat Kecamatan. Secara geografis kota ini berbatasan dengan pesisir pantai Kecamatan pulau Bunyu Kabupaten Bulungan di sebelah Utara, dengan Pesisir Pantai Tanjung Palas Kabupaten Bulungan di sebelah Selatan, dengan Kecamatan Pulau Bunyu Kabupaten Bulungan Laut Sulawesi di sebelah Timur, dan dengan Pesisir Pantai Sesayap Kabupaten Bulungan di sebelah Barat.

Kota Tarakan ini mempunyai potensi cukup besar sektor perkebunan dengan komoditi unggulan berupa kelapa dalam (380 ton), kopi robusta (2 ton), dan lada (1 ton). Sebagai pulau kecil yang dikelilingi laut, Tarakan punya potensi kelautan yang cukup besar. Sumber daya ini telah dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat dalam mencari nafkah sebagai nelayan dan petambak udang. Hasil laut yang melimpah ini selain dikonsumsi masyarakat setempat, sebagian besar (terutama udang) dijadikan komiditi ekspor. Daerah ini memiliki hasil tambang berupa minyak bumi, gas alam, batubara, dan bahan galian berupa pasir, kerikil, dan tanah urug.

Menurut cerita rakyat yang turun-temurun, daerah ini berasal dari bahasa tidung yakniTarak berarti “bertemu” dan Ngakan berarti “makan.” Dengan demikian, Tarakan berarti tempat nelayan untuk istirahat makan dan bertemu melakukan barter hasil tangkapan dengan nelayan lain. Daerah ini merupakan pertemuan arus muara Sungai Kayan, Sesayap dan Malinau. Dulu pernah berdiri kerajaan Tarakan dimana pusat pemerintahan di Binalatung, kemudian pindah ke daerah Pamusian.

Lantas apa yang menarik dengan struktur ekonomi di Tarakan? Berdasarkan PDRB Kota Tarakan tahun 2006 menurut harga konstan (2000) Rp 1.513 milyar. Berdasarkan PDRB tersebut, penyumbang terbesar dari sektor perdagangan 41,84 persen, industri pengolahan 11,63 persen, pertanian 10,88 persen, keuangan dan Jasa-jasa masing-masing 9,79 persen dan 9,81 persen. Dengan demikian perekonomian daerah ini didominasi sektor tersier dengan kontribusi 68 persen, sektor primer 22 persen, dan sekunder 10 persen.

Secara lebih rinci, potensi hasil sektor pertanian andal adalah tanaman Jagung 9.582 ton, Ubi Kayu 7.947 ton, sayur-sayuran 35.647 ton (cabe, tomat, kubis, bawang daun, terong, buncis, ketimun, kacang panjang, kangkung dan bayam), sementara buah 25.127 ton terdiri dari nanas, mangga, rambutan, pisang, jeruk dan durian.

Selain tanaman pangan tersebut daerah ini memiliki potensi hasil perikanan laut dan perikanan perairan umum dengan hasil berikut; ikan laut 12.550 ton, ikan air tawar 4.256,90 ton, ikan olahan 9.043,27 ton, udang beku 9.765 ton, dan ikan diekspor 11.016,75 ton. Dari hasil perikanan itu mencapai nilai berikut; ekspor ikan US $ 88,34 juta, udang beku US $ 87,34 juta, ikan segar US $ 1,05 juta, dan perdagangan antar pulau Rp 266, 41 juta.

Hasil perikanan itu merata di empat kecamatan; Tarakan Utara, Tarakan Timur, Tarakan Barat, dan Tarakan Tengah. Selain hasil perikanan, daerah ini memiliki potensi wisata bahari dengan pantai bersih dan pasir putih. Selain pantainya yang indah, Kota Tarakan terdapat kawasan perairan dengan keindahan terumbu karang yang menawan dan merupakan tempat pertemuan arus muara Sungai Kayan, Sesayap dan Malinau.

Sementara hasil tambang potensial di Tarakan adalah minyak, gas dan batubara. Cadangan minyak mencapai 451.177 juta barel, cadangan gas 119,2 milyar Kubik Kaki. Produksi minyak 2.100 Barrel Minyak per Hari. Produksi gas 24 kubik kaki per hari. Sedangkan cadangan Batubara dan Gambut sekitar 5 milyar ton (Kaltim), 100 Juta Ton (Tarakan) Kalori berkisar antara 4.500 - 5.000 kalori. Sedangkan untuk industri terdapat sekitar 19 industri besar dan 210 industri menengah dan kecil. Nilai industri besar mencapai US $ 34.850.999,- sementara industri menengah dan kecil Rp 163,76 milyar.

Dengan demikian, untuk klaster daerah Tarakan sebaiknya konsentrasi pada tambang minyak, gas dan batubara. Selain itu, hasil perikanan laut dan wisata bahari, serta produksi tanaman pangan Jagung, Sayur-sayuran dan Buah-buahan perlu terus dioptimalkan untuk diekspor ke manca negara.


Sumber :
http://www.cps-sss.org/web/home/kabupaten/kab/Kota+Tarakan

Pantai Amal Tarakan

Membahasa pesona wisata bahari di Kota Tarakan khususnya terkait wisata pantai amal mungkin ada baiknya kita lebih dahulu memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan “pantai amal“? apakah sebuah pantai tempat sarana sosial atau murni tempat obyek wisata di kota Tarakan Provinsi Kalimantan Timur.


Fhoto Aridiz Tarakan

Pantai Amal sebenarnya merupakan nama salah satu Kelurahan yang ada di Kecamatan Tarakan Timur, Provinsi Kalimantan Timur atau Kaltim yang terkenal sebagai salah satu sumber minyak terbesar di Indonesia.

Pantai Amal berada di Kota Tarakan. Nama Pantai Amal Tarakan tentu saja bukan sekadar nama sebuah kelurahan seperti yang saya jelaskan sebelumnya. Sejalan dengan namanya “Pantai Amal” kawasan ini tentu memiliki eksotisme pesona Wisata Bahari yang sudah menjadi buah bibir bagi masyarakat sekitar.

Meski pantai amal tidak termasuk pantai berpasir putih seperti pantai di beberapa kawasan wisata di pulau Bali maupun pantai Indonesia lainnya. Namun, pantai amal tetap memiliki pesona pariwisata yang layak menjadi target dalam daftar kunjungan wisata Anda. Saat cuaca sedang cerah, kekuasaan Tuhan tentang keindahan alam akan tampak secara jelas di pesisir pantai kawasan Pantai Amal Tarakan ini.

Pantai Amal Tarakan juga bisa disebut Pantai Amal Baru Tarakan bagi masyarakat Kaltim, tapi jangan pernah mencoba nyari pantai amal lama karena Pantai Amal Baru boleh dikatakan sekadar untuk Brand Market guna menarik minat wisatawan baik pengunjung domestik maupun mancanegara.

Bagi masyarakat lokal di Kalimantan khususnya wilayah Kaltim apalagi kalangan pelajar, mahasiswa dan karyawan. Pantai amal ini merupakan target alternatif refreshing melepaskan kejenuhan, perayaan ulang tahun atau syukuran kelulusan sekolah. Jadi jangan heran meskipun bukan masa liburan Pantai yang juga menyediakan panorama lambaian pohon kelapa ini tetap ramai dikunjungi.

Semoga bermanfaat dan dapat menjadi refferensi perjalanan wisata Anda bersama keluarga.


Sumber :
http://www.wisatakaltim.com/tempat-wisata/pantai-amal-tarakan/
12 Februari 2010

Pertamina EP: Produksi Sangasanga Tarakan Tembus 5.359 BOPD

Pertamina Unit Bisnis EP (UBEP) Sangasanga Tarakan kembali berhasil meningkatkan produksi minyak menembus angka 5.359 BOPD (barel minyak per hari) pada 20 Juni 2009. Produksi ini merupakan angka tertinggi yang pernah dicapai oleh UBEP Sangasanga Tarakan setelah sebelumnya pada akhir Mei 2009 unit ini berhasil mencapai angka 5.122 barel per hari.

GM UBEP Sangasanga dan Tarakan Satoto Agustono menegaskan bahwa pihaknya sangat bersyukur atas keberhasilan peningkatan produksi tersebut. "Tambahan produksi tersebut diperoleh dari hasil pekerjaan perforasi di sumur NKL 993," ujarnya. Lebih lanjut Satoto mengatakan bahwa UBEP Sangasanga dan Tarakan terus berharap dapat meningkatkan angka produksi lebih tinggi lagi.

Satoto menjelaskan bahwa di tahun 2009, UBEP Sangasanga Tarakan diberikan target sebesar 4.800 BOPD. "Sementara itu target per bulan untuk bulan Juni sebesar 4.751 BOPD dan kami berharap produksi di bulan Juli bisa mencapai 5.600 BOPD," tegasnya.

Pertamina UBEP Sangasanga dan Tarakan adalah unit bisnis Pertamina EP yang bertugas mengelola wilayah kerja Sangasanga dan Tarakan. Wilayah yang dikelola terdiri dari area Sangasanga seluas 5.325,5 Ha, area Anggana/NKL 6.181,1 Ha, dan area Samboja 1.840 Ha.

Lapangan tersebut sebelumnya dikelola oleh TAC Pertamina-Medco Kalimantan. Alih kelola lapangan Sangasanga Tarakan dilakukan oleh Pertamina EP seiring dengan berakhirnya kontrak TAC Pertamina-Medco Kalimantan pada 14 Oktober 2008 yang lalu. Selanjutnya pengelolaan lapangan terhitung mulai 15 Oktober 2008 dilaksanakan oleh Pertamina EP melalui Unit Bisnis Pertamina EP (UBEP) Sangasanga Tarakan.

Sejarah pengoperasian dan pengelolaan lapangan ini diawali oleh NIIHM (Nederlandsch-Indische Industrie en Handel Maatchappij) pada periode 1897-1905. Selanjutnya pengelolaan beralih kepada BPM (Batavia Petroleum Maatschappij) pada periode 1905-1942. Jepang sempat mengelola lapangan ini pada 1942-1945. Selanjutnya terjadi beberapa kali peralihan dari BPM/SHELL/PERMINA/PERTAMINA pada periode 1945-1972, TIPCO ? Tesoro pada 1972-1992, PTEN-MEDCO E&P pada 1992-2008, dan sejak 15 Oktober 2008 sampai sekarang dikelola oleh Pertamina EP.


Sumber :
http://www.pertamina-ep.com/id/warta-pep/2009/06/22/pertamina-ep-produksi-sangasanga-tarakan-tembus-5-359-bopd

Tarakan Kota BAIS

Tarakan Kota BAIS adalah slogan kota Tarakan. Kata BAIS merupakan implementasi dari pememerintah kota untuk mewujudkan little Singapore "Tarakan The Little Singapore". Selain itu sebagai kota jasa yang sedang berkembang di wilayah Kalimantan Timur bagian utara, Slogan BAIS merupakan harga mati. BAIS sendiri adalah kepanjangan dari Bersih, Aman, Indah, dan Sejahtera. Penjabaranya sebagai berikut:


B untuk BERSIH: Untuk masalah kebersihan bisa dibilang Tarakan adalah kota yang bersih . Hal ini dapat dilihat dari jarangnya sampah yang berhamburan seperti di kota lain. Sementara sikap pemerintah juga sangat mendukung kebersihan kota dengan adanya DKPP yang senantiasa menjaga kebersihan kota Tarakan.

A untuk AMAN: Keamanan adalah prioritas utama dari pemerintah kota Tarakan. sementara dari sudut pandang saya dari segi keamanan kota Tarakan bisa dibilang sangat aman dibandingkan dari tingkat kriminalitas di kota-kota lain di indonesia. Hal ini dapat di perhatikan jika anda berkunjung ke kota Tarakan tampak banyak kendaraan bermotor yang hanya di parkir di teras rumah. Ini merupakan fenomena yang langkah jika anda berada di Kota lain di indonesia.

I untuk INDAH: Keindahan Tarakan mungkin tak seindah panorama di Bali dan tempat tempat lain. Indah di sini memiliki artian indah dari segi penataan dan keteraturan tata kota yang indah. Dilihat dari peta Master Plan Tarakan, keindahan tata kota akan lebih baik lagi dalam kurun waktu lima tahun kedepan.

S untuk SEHAT dan SEJAHTERA : Untuk mewujudkan Tarakan yang sehat dan sejahtera pemerintah telah membangun RSUD sebagai sumber pelayanan Kesehatan. Konon RSUD ini adalah RSUD terbesar di wilayah Kalimantan Timur bagian utara. Bahkan anggaran untuk RSUD ini menelan anggaran cukup sebesar. Hal ini merupakan sikap pemerintah Kota Tarakaan dan dukungan Pemprov KALTIM untuk mewujudkan Tarakan yang sehat dan sejahtera.


Sebagai salah satu warga Tarakan saya hanya berharap bahwa kata Tarakan Kota BAIS bukan hanya selogan semata yang di pajang di spanduk-spanduk serta banner-banner dan luntur dimakan waktu. Satu lagi harapan besar saya agar sikap pemerinta tetap konsisten dengan slogan yang di usungnya tidak hanya berhenti samapai di situ. semangat buat Pemkot Tarakan jayakan Tarakan sebagai Kota BAIS.


Sumber:
http://fandy-trk.blogspot.com/2010/05/tarakan-kota-bais.html

Keunggulan Daerah Jelang Otonomi Award JPIP Kaltim 2010 - Tarakan Andalkan Tiga Sektor

Sejumlah inovasi, keunggulan, dan prestasi setiap kabupaten dan kota di Kaltim sudah dicoba dipaparkan di depan peneliti Jawa Pos Institute of Pro-Otonomi (JPIP) Area Kaltim, sebagai rangkaian kegiatan Monitoring dan Evaluasi Otonomi Daerah (Monev Otoda) tahun 2009/2010. Tanpa menyebut beberapa bobot penilaian angka akhirnya, maka berikut ini, ditampilkan persepsi inovasi, keunggulan dan prestasi setiap kabupaten dan kota itu di Kaltim, dimulai dari Kota Tarakan.

Direktur JPIP Area Kaltim Sofyan Masykur mengatakan inovasi dan keunggulan setiap daerah menjadi sesuatu yang menarik untuk dicermati dan dinilai oleh tim peneliti JPIP. Apalagi jika inovasi itu memang ada wadahnya dan didukung secara kelembagaan, sudah dirasakan manfaatnya oleh orang banyak, serta berkelanjutan.

Bagaimana dengan inovasi dan keunggulan yang diperjuangan oleh Kota Tarakan? “Pemkot Tarakan menegaskan komitmen inovasi dan keunggulannya di sektor pendidikan, jasa, dan peduli lingkungan. Kami siap dinilai dan dievaluasi,” kata Kabag Humas dan Informatika Tarakan Ruslan Arifin kepada media ini, kemarin.

Menurut Ruslan, dengan predikat kota pendidikan, Tarakan berharap mampu menjadi lokomotif kemajuan di wilayah utara. Bukan hanya skala daerah, tapi juga nasional bahkan internasional. Demikian pula sebagai kota jasa dan peduli lingkungan di semua strata elemen masyarakat daerah. “Intinya, semua sektor kehidupan masyarakat kota terus kami benahi, namun 3 sektor itu memang menjadi unggulan kami,” ucap Ruslan.

Mengenai anggaran pendidikan 20 persen, sebagai bentuk komitmen tinggi memacu sektor pendidikan, menurutnya, sudah lama Pemkot Tarakan berupaya memenuhinya. Dalam catatan JPIP Kaltim, tahun 2009 lalu angka anggaran pendidikan dalam APBD Tarakan sudah 21,09 persen. Jika APBD Tarakan Rp1,4 triliun, maka anggaran pendidikannya Rp 305 miliar.

Untuk lingkungan, sejumlah kegiatan untuk memacu warga Tarakan peduli bersih dan peduli lingkungan yang sehat memang sedang gencar dilakukan. Bahkan, upaya merebut penghargaan Adipura ke empat kalinya bukan sesuatu yang mustahil didapat untuk kategori kota sedang tahun 2010 ini. Hal serupa juga dilakukan untuk penghargaan Adiwiyata yang menekan pendidikan dan peduli lingkungan sejak usia dini di sekolah-sekolah.

Demikian pula menyangkut pelayanan jasa publik. Di Tarakan dijumpai Gerakan Sayang Ibu. Untuk memantapkan asas transparansi dan akuntabilitas pemerintah di mata publik, dilakukan inovasi yang menujang reformasi birokrasi dimulai di lingkungan BKD Tarakan dengan program One Click More Solution. Ada juga program sadar lingkungan Pro Darling, program pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga, kebijakan peningkatan ekonomi lemah melalui dana bergulir ekonomi kerakyatan. Kemudian ada program Tarakan International Marketing Point, program pendidikan untuk semua, bermutu dan menyenangkan, juga program sistem pelayanan satu atap One Stop Service.

Dalam catatan media ini, tahun 2008 dan 2009, Tarakan menyabet sejumlah penghargaan. Selain Adipura (2008 dan 2009), juga kota peduli kehutanan, Piala Citra Pelayanan Prima, Wahana Tata Nugraha, penghargaan Swasti Shaba Wiwerda Kota Sehat (2008 dan 2009), Indonesia City Expo, serta penghargaan pengabdian kepedulian terhadap sosok rakyat dan lain-lain.

Seperti diberitakan, manajemen JPIP Area Kaltim akan menggelar Seminar Sehari dan Malam Anugerah Otonomi Award, yang dijadwalkan berangsung pekan IV Mei 2010. Dua kegiatan itu, merupakan bentuk publik ekspose kepada masyarakat Kaltim, sebagai upaya penting mengawal kemajuan pelaksanaan otonomi daerah. Malam Anugerah Otonomi Award itu, merupakan sarana publikasi kemajuan implementasi otonomi daerah yang dirangkai dengan penyerahan Otonomi Award bagi daerah-daerah dengan nilai inovasi paling tinggi pada masing-masing arameter. (as)


Sumber :
http://www.kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=57650
14 April 2010

Medco Pasok Gas Pembangkit PLN Tarakan Senilai USD 37juta

PT Medco E&P Indonesia akan memasok kebutuhan gas untuk PLN Tarakan selama lima tahun, yakni untuk periode 2010-2015 dengan nilai penjualan USD37,49 juta.

Penandatangan MoU jual beli gas ini dilakukan Director Producing Aseet PT Medco Dasril Daya dengan Dirut PLN Tarakan Paul August Liquia di hotel Novotel, Balikpapan, Rabu (12/5/2010).

Medco akan memasok gas sebanyak 10,134 BBTU selama lima tahun untuk memenuhi kebutuhan pusat listrik gunung Belah, Tarakan. Gas diambil dari blok PSC Tarakan.

"Ini komitmen Medco untuk memenuhi kebutuhan gas domestik. Gas Medco selama ini 100 persen untuk memenuhi kebutuhan untuk listrik dan pupuk Pusri Sriwijaya," ungkap Dasril Dahya usai acara penandatanganan.

Medco tahun 2010 ini menurut Daya akan menambah produksi gas perhari secara nasional dari 5,5 juta kaki kubik per hari (mmscfd) menjadi 6 mmscfd.

Sementara itu, Dirut PLN Tarakan Paul August mengatakan daya listrik di kota Tarakan hanya 30 megawatt (MW). Sementara kebutuhan listrik sebesar 29 MW untuk kebutuhan 199.000 jiwa kota Tarakan.

"Dengan kerjasama ini, pertengahan tahun ini akan dtambah daya 3 MW untuk memenuhi kebutuhan listrik kota Tarakan," katanya.(wdi)


Sumber :
Amir Sarifudin - Okezone
http://economy.okezone.com/read/2010/05/12/320/332044/320/medco-pasok-gas-pembangkit-pln-tarakan-senilai-usd37juta
12 Mei 2010

Tinia dan Bukti Sejarah Kota Tarakan

Keberadaan bukti sejarah Kota Tarakan di Pulau Tarakan harus dipertahankan agar kota tersebut tidak kehilangan identitasnya. Demikian dikemukakan Tini Budiati dalam sidang promosi doktornya di bidang Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Arkeologi di Universitas Indonesia, Selasa (20/7/2010) di Depok.

Pemerintah dan masyarakat Kota Tarakan memiliki tanggung jawab bersama mengangkat nilai tersebut.
-- Tinia Budiati


Untuk disertasinya itu, Tinia Budiati didampingi promotornya, Prof Dr Nurhadi Magetsari, dan Ko-Promotor Dr Wiwin Djuwita Ramelan, yang melakukan penelitian mendalam tentang Perkembangan Kota Tarakan: Sebuah Kajian Arkeologi Sejarah bagi Manajemen Sumber Daya Manusia .

Dikatakannya, situs dan monumen yang tersebar di kota berpenduduk 178.111 jiwa itu sangat diperlukan untuk menentukan identitas kota tersebut, Untuk itu, diperlukan manajemen kota yang memperhatikan situs tersebut sebagai identitas sebuah kota pertambangan minyak bumi terbesar di Indonesia atau yang di zaman dahulu dikenal dengan Hindia-Belanda.

Manajemen warisan budaya yang akan diterapkan pada situs Tarakan perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan cagar budaya, mengangkat karakter kota, skala prioritas dalam penanganan situs, pengembangan cagar budaya, serta prinsip keseimbangan antara pengembangan cagar budaya yang beradaptasi dan bermanfaat untuk pembangunan modern.

Menurut Tinia, harus ada nilai sejarah dari Kota Tarakan yang dapat diangkat sebagai kebanggaan daerahnya. Nilai-nilai positif yang dikandung Tarakan akan mengangkat harga diri kota, yang pada akhirnya menggugah rasa nasionalisme.

"Pemerintah dan masyarakat Kota Tarakan memiliki tanggung jawab bersama mengangkat nilai tersebut. Karena sebagai pihak yang paling berperan memperkenalkan dan memantapkan peninggalan sejarah yang akan dijadikan cagar budaya, pemerintah dituntut kreatif memikirkan langkah-langkah pengembangan warisan budayanya," katanya.

Dalam penelitian Tinia membuktikan, Kota Tarakan mengalami empat fase dalam perjalanan sejarahnya, yaitu fase awal (1603-1896), fase tambang minyak bumi (1896-1942), fase tambang minyak dengan kedudukan Asisten Residen (1935-1945), dan fase Tarakan pada masa tambang minyak dengan basis pertahana n (1929-1945).

Keempat fase itu, kata Tinia, merupakan satu kesatuan masa yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Sehingga, lanjut dia, konsep perkembangan Kota Tarakan dengan periodesasi yang telah ditetapkan itu dijadikan tema utama dan acuan untuk semua aktivitas pengembangan peninggaran bersejarah di Tarakan.

Keberadaan situs dan bangunan di Tarakan, jelas Tinia, terkonsentrasi pada beberapa wilayah, yakni kawasan Juata Laut, kawasan Tarakan kota, kawasan Karungan, dan kawasan Pantai Amal. Guna membantu wisatawan memahami perkembangan sejarah Kota Tarakan, maka harus dibuat jalur-jalur wisata sejarah.

Sebagai tahap awal pengembangan dibuat empat paket wisata sejarah, yaitu produksi tambang minyak, pertahanan, perkembangan pemukiman, dan paket wisata penduduk pribumi dengan penduduk asli suku Tidung.

"Selama setengah abad terakhir, suku Tidung telah bercampur dengan Bajau dan Bugis. Kemudian jalur-jalur wisata ini dapat dikembangkan lagi untuk situs-situs lainnya," jelas Tinia.

Dalam sidang akademik yang dipimpin Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Dr Bambang Bibawarta, dan penguji Dr Irmawati M Johan, Dr Supratikno Rahardjo, Dr Kresno Yulianto, dan Dr Erwiza Erman, yudisium Tinia dinyatakan sangat memuaskan.



Sumber :
Yurnaldi
http://edukasi.kompas.com/read/2010/07/20/17164522/Tinia.dan.Bukti.Sejarah.Kota.Tarakan
20 Juli 2010

Lantamal di Tarakan Beroperasi 2011

Tahun 2011 direncanakan pembangunan pembentukan Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) Tarakan yang berada di Mamburungan akan siap beroperasi.

"Kami targetkan 2011 pembangunan ini dapat diselesaikan. Sebab ini salah satu prioritas kegiatan kami dalam mendukung pengamanan di daerah perbatasan" ucap Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Agus Suhartono, di Tarakan, Kaltim, Kamis (8/4/2010).

KSAL mengatakan, saat ini Pangkalan Utama TNI AL di Tarakan masih terus dikerjakan pembangunannya. "Hingga saat ini pembangunan dermaga masih dikerjakan. Nantinya dermaga ini akan digunakan sebagai tempat beroperasinya kapa-kapal perang kita yang berada di daerah perbatasan " ujarnya. (Tribun Kaltim/Junisah)


Sumber :
http://regional.kompas.com/read/2010/04/08/23084646/Lantamal.di.Tarakan.Beroperasi.2011
4 April 2010

Mewujudkan Tarakan Cyber City dengan Wajan Penggorengan

Tarakan menjadi Litlle Singapore atau sekalian menjadi The New Singapore, merupakan sebuah tujuan yang mulia dari kota ini. Cita-cita ini tentu saja bukan omong kosong belaka. Kota ini sedang berbenah untuk menuju kesana. Bagi yang jarang pulang ke kota ini, seperti saya, ketika kembali ke sini selalu saja ada yang berubah. Tentu saja yang berubah adalah wajah kotanya.

Kota ini semakin giat membangun berbagai bangunan fisiknya. Seakan-akan ingin menegaskan bahwa kota ini harus segera menjadi The New Singapore. Bangunan-bangunan tinggi semakin sering mengisi lahan-lahan di pulau ini. Ikon-ikon kota terus dibangun, begitu juga dengan taman kota.

Ada salah satu hal yang harus kita buat lagi agar The New Singapore itu bisa terwujud. Yaitu menjadikan kota ini sebagai Cyber City. Konsep Cyber City ini adalah sebuah kota yang didalamnya kita dengan mudah menemukan berbagai perangkat teknologi informasi dalam kegiatan rutin warganya. Biasanya, yang menjadi tolak ukur sebuah kota cyber adalah akses internet.

Sekarang, akses internet merupakan sebuah keharusan dari sebuah kota. Karena dengan internet kita akan mudah berkomunikasi dan mencari tahu hal-hal dari belahan dunia manapun. Dengan internet, kita akan memasuki sebuah dunia tanpa batas dan tanpa sekat. Tentu saja, kita harus bijak menggunakannya. Teknologi selalu saja bermata dua. Tergantung dari pemakainya.

Internet mulai berkembang di Tarakan sejak tahun 2000an. Waktu itu saya masih SMP. Dan masih sedikit warnet yang didirikan pada masa itu. Waktu itu harga sewa internet juga masih tinggi Rp 10.000,- per jam. Mahal banget kan ? Tapi seiring berjalannya waktu, jumlah warnet di Tarakan sekarang meningkat. Dan yang menyenangkan, harga sewa per jam nya juga diturunkan. Rata-rata sih Rp 5.000,- per jam. Lebih mahal sedikit daripada harga sewa di Makassar yang rata-rata berkisar Rp 4.000,- per jam kalo siang hari dan Rp 2.000,- per jam jika lewat tengah malam.

Area-area hotspot yang menghadirkan internet gratis pun mulai bermunculan. Diawali dari hadirnya fasilitas internet gratis di Taman Oval Ladang, para pengguna laptop di Tarakan bisa mengakses internet gratis sekaligus menikmati roti panggang dan jus alpukat di taman yang dibangun oleh pemerintah ini. Tidak hanya dinikmati oleh pengunjung taman, bahkan saya sempat mendengar, bisa dimanfaatkan juga oleh SMP dan SMA Muhammadiyah yang berada sekitar 100 meter dari taman itu dan beberapa rumah di kawasan Ladang.

Jujur, aku sangat iri banget dengan orang-orang yang tinggal di seputaran Ladang yang bisa menikmati akses internet gratis melalui laptopnya. Seandainya di kawasan Kampung Bugis, tempat aku tinggal juga tersedia. Wah alangkah bahagianya aku. Dan mungkin banyak warga yang menginginkan akses internet murah bahkan gratis hadir di rumahnya masing-masing. Tak lain tujuannya adalah agar bapak, ibu, anak, nenek, kakek, dan tetangga sekalipun bisa melek dengan teknologi.

Mungkinkah menghadirkan akses internet gratis di seantero Tarakan ?

Jawabannya. Sangat mungkin !

Beberapa tahun yang lalu mungkin saya masih bodoh dan tidak paham dengan internet. Namun seiring berjalannya waktu, melalui membaca buku-buku dan literatur di internet, saya sedikit mengetahui pengaplikasian teknologi wireless untuk mengakses internet dengan murah. Bahkan gratis !

Mungkin tak akan terbayang di benak kita, kalau dengan sebuah wajan penggorengan yang biasa digunakan oleh ibu-ibu untuk memasak dapat digunakan untuk mengakses internet. Tapi percayalah, hal itu bisa dilakukan. Tujuan penggunaan wajan ini adalah untuk meminimalkan biaya yang digunakan untuk membeli antena parabola agar bisa terkoneksi dengan internet. Harga sebuah antena parabola untuk mengakses internet bisa mencapai jutaan rupiah. Namun dengan wajan penggorengan ini, harga bisa ditekan hingga Rp 300 ribu saja. Tentu saja ini solusi yang murah. Bahkan sangat murah.

Wajan ini dipasang di rumah warga yang ingin mengakses internet dan diarahkan ke menara-menara akses point yang menyediakan akses internet (seperti menara akses point di depan Kantor Camat Tarakan Tengah di Ladang). Sebenarnya wajan ini berguna untuk memperkuat tangkapan sinyal internet yang dipancarkan oleh akses point. Fungsinya tak jauh beda dengan perangkat WiFi di laptop. Kalau perangkat WiFi biasa, hanya bisa menjangkau jarak 100-200 meter saja. Namun dengan perangkat wajan yang sudah dimodifikasi ini, bisa mencapai jangkauan hingga 4 KM. Tentu saja jarak ini tergantung kondisi lingkungan sekitar. Misalnya adanya gunung atau pohon penghalang.

Lantas apa hubungan dengan terwujudnya konsep “Tarakan Cyber City” ?

Nah, disinilah perlunya dukungan pemerintah bersama pihak swasta (dalam hal ini provider internet) untuk menghadirkan menara-menara akses point yang tersebar merata di seluruh kota. Dengan pengaplikasian “internet wajan” ini, kita bisa memaksimalkan jarak antara satu akses point dengan akses point yang lain. Yang biasanya harus berjarak 300 meter, bisa dimaksimalkan menjadi 5 kilometer. Sehingga bisa mencakup seluruh wilayah kota Tarakan.

Rasanya belum ada kota di Indonesia yang bisa memberikan akses internet wireless melalui perangkat WiFi ke warganya secara menyeluruh dalam satu kota. Mungkin karena kota-kota tersebut sangat luas (seperti Jakarta, Surabaya, Makassar) sehingga dibutuhkan biaya yang besar. Nah, Tarakan kan ga seberapa luasnya. Kalau saja hal ini bisa diterapkan, maka gelar “Kota Cyber Pertama di Indonesia” bisa disandang oleh kota tercinta kita ini.

Ya, mudahan artikel ini bisa dibaca oleh Pak Walikota. Dan tidak hanya di baca saja, tapi langsung diaplikasikan. Sehingga ketika nanti saya pulang kampung ke Tarakan, dan menghidupkan laptop saya, “trinngg !” akses internet wireless langsung terdeteksi. Mudah-mudahan..


Sumber :
Fadli Wilihandarwo
http://www.wilihandarwo.com/2007/08/15/mewujudkan-tarakan-cyber-city-dengan-wajan-penggorengan/
15 Agustus 2007

Wisata Budaya dan Sejarah Tarakan

Bila Anda berkunjung ke Tarakan, beberapa objek wisata budaya dan sejarah dalam kota Tarakan, pantas dikunjungi. Jarak antara satu objek dengan lainnya pun tidak terlalu jauh, sehingga tidak banyak waktu yang dihabiskan hanya untuk perjalanan. Objek-objek itu antara lain:

Tangsi Rumah Atap Lengkung
Rumah atap lengkung terdapat di kawasan perumahan Kampong Baru, tepatnya di Jl Danau Jempang, Kelurahan Pamusian, Kecamatan Tarakan Tengah. Tangsi ini dibangun pada 1945 oleh tentara sekutu Australia setelah merebut Tarakan dari kekuasaan Jepang. Bangunan ini dijadikan tempat tinggal tentara Australia sambil menunggu penarikan ke negaranya. Juga termasuk peninggalan sejarah lainnya, seperti perumahan staf BPM, klenteng, masjid, dan lain-lain.

Bunker
Terdapat 10 bunker di Kota Tarakan yang terletak di Juawata Laut dan Peningki Lama, Karungan Kecamatan Tarakan Timur. Pembuatan bunker tersebut pada kurun 1936-1939. Bentuk dan gaya bangunan yang dikhususkan untuk sarana pertahanan perang, mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.

Pos Pengintai
Terdapat kesamaan antara Pos Pengintai dan Bunker yakni adanya ruangan yang berada di bawah permukaan tanah sebagai tempat persembunyian, namun tidak berupa lorong atau rongga. Sebagian besar bangunan tertanam dalam tanah dan yang tampak di permukaan hanya bagian atas sekaligus penutup. Lokasinya tepat di sebelah timur Hangar Mission Avation Fellowship ( MAF) di Kawasan Bandara Udara Juwata.

Meriam Kuno Trengganuk
Meriam ini merupakan meriam peninggalan Raja Tarakan, AP Jamalul Kiram, terletak di Jl Sumatera (Depan Wisma Patra). Meriam peninggalan Perang Dunia II di Juwata Laut dan Peningki Lama Karungan.

Monumen Australia
Monumen Australia terletak di Jl Pulau Kalimantan, tepat di sebelah barat Lapangan Tenis Kompleks KODIM 0907. Tiang peringatan ini menandai pintu masuk ke pemakaman perang Tarakan yang asli. Inilah tempat dimakamkannya 225 serdadu Australia dari Brigade ke-26 Divisi ke-9 Tentara Kerajaan ke-2 Australia yang gugur di pertempuran pembebasan Tarakan dari pendudukan Jepang pada tanggal 1 Mei 1945 s/d 15 Agustus 1945.

Wisata Ziarah (Makam Keramat)
Makam keramat ini merupakan penamaan terhadap kompleks makam di daerah hulu utara Sungai Pamusian. Yang dimakamkan merupakan warga keturunan arab yang datang dari Filipina Selatan lalu menetap di Tarakan. Dua tokoh yang dimakamkan bernama Syeh Muhammad Idrus dan Syeh Al-Marjak, diyakini sebagian warga Tarakan sebagai pemuka Agama Islam di daerah ini dan kuburnya dikeramatkan.

Tugu Perabuan Jepang
Tugu Perabuan Jepang terletak di Jl Imam Bonjol. Tugu ini merupakan tempat upacara abu jenazah bagi orang-orang Jepang yang meninggal akibat Perang Dunia II. Terdapat tulisan kanji di bagian depan sisi kiri tugu. Kedatangan awal orang-orang Jepang di Tarakan adalah sebagai pedagang. Rute yang mereka pakai kemudian dijadikan rute ekspansi tentara Jepang ke ke Indonesia timur lewat Tarakan.

Wisata Pertambangan
Tangki minyak peninggalan BPM umumnya telah dibongkar karena sudah rusak akibat pemboman pada Perang Dunia II. Tangki yang tersisa hanya satu buah, lokasinya di Jl Kusuma Bangsa. Saat ini masih difungsikan oleh PT Expan atau sekarang berubah nama menjadi PT Medco E&D.


Oleh-oleh Tarakan
Berkunjung ke Tarakan, jangan lupa dengan kepiting kenari bakarnya. Di The Bais Cafe and Restoran, ini menjadi menu spesial. Kepiting berukuran sekitar 20 sentimeter yang dipotong kecil-kecil, disajikan dengan tempayan dan api masih menyala di atasnya. Beberapa saat, api mulai padam dan kepiting bakar siap disantap, dengan saus kacang ala Tarakan.

Satu porsi kepiting bakar bisa disantap oleh tujuh sampai delapan orang. Konon bumbu kepiting bakar itu diracik dari rempah Borneo, yang menjadi 'sihir' agar wisatawan kembali lagi ke Tarakan.

Tarakan yang getol mendorong berdirinya Provinsi Kalimantan Timur bagian Utara itu juga amat kaya dengan oleh-oleh dari bahan ikan laut. Ada ikan ikan asin, udang, cumi-cumi yang semuanya sudah dikeringkan dan dikemas dalam bungkus plastik yang rapi dan higienis.

Oleh-oleh ikan asin itu merupakan hasil tangkapan dari laut Tarakan, diolah dan dikemas di Tarakan. Menurut Mustofa Joehanes, staf Bappeda Tarakan, Pemkot Tarakan terus melakukan pembinaan terhadap masyarakat untuk mengolah hasil lautnya menjadi oleh-oleh bermutu tinggi dan upaya itu sudah membuahkan hasil. "Semua oleh-oleh dari bahan ikan laut yang ada di Tarakan adalah produksi Tarakan," kata dia.

Untuk menjumpai penjual oleh-oleh ikan asin di Tarakan sangat mudah, bisa di pasar swalayan atau toko khusus yang menjual oleh-oleh. Tapi di tempat itu, harganya lebih mahal dibandingkan dengan harga di pasar-pasar tradisional.


Pasir Putih Pulau Derawan
Pulau Derawan bukan termasuk wilayah Kota Tarakan, melainkan berada di wilayah Kabupaten Berau. Tapi, dari segi kemudahan transportasi ke sana, dari Tarakanlah yang paling mudah menempuhnya. Melihat peluang itu, Pemkot Tarakan ikut memasarkan Derawan, guna memberi nilai tambah bagi pariwisata Tarakan.

Mengapa pelaku pariwisata Tarakan harus menjual Derawan, yang letaknya 133 kilometer dari Tarakan dan harus ditempuh dengan perjalanan laut menggunakan speedboat selama 2,5-3 jam? Derawan memang elok, pasirnya putih, lembut, pantainya bersih, airnya jernih, udaranya nyaris tak berpolusi. Hampir setiap waktu penyu hijau (Chelonia mydas) berseliweran di tepi pantai, dia jinak dan kerap dipeluki oleh anak-anak dan pelancong yang ke sana.

Karang laut Derawan sebagian rusak terkena jangkar speedboat yang membawa wisatawan, tapi masih sangat menakjubkan dan menyenangkan bagi yang suka menyelam ataupun diving. Almarhum Soeharto di masa hidupnya senang berkunjung ke Derawan untuk memancing. Ikan di sekitar laut Derawan besar-besar, jenisnya pun termasuk ikan yang bermutu, seperti kerapu. Berwisata ke Derawan menjadi semakin lengkap jika memesan ikan bakar untuk santap malam.

Derawan bisa ditempuh dari Tarakan menggunakan speedboat dengan ongkos per orang sekitar Rp500 ribu. Menurut Aris Rusdianto, nakhoda dan pemilik speedboat Rezeki Baru, hanya orang-orang tertentu yang datang ke Derawan dan tamu yang biasanya dia antar ke Derawan adalah para peneliti lingkungan hidup atau wisatawan yang sengaja datang untuk menyepi. "Paling hanya setiap akhir pekan dan mereka paling lama menginap selama dua malam," kata Aris yang hanya melayani penumpang carteran.

Walaupun merupakan pulau kecil dan berada jauh di tengah lautan, namun fasilitas wisata di Derawan cukup memadai. Di sana ada sejumlah kafe, sejumlah cottages, serta sejumlah rumah penduduk yang "disulap" menjadi penginapan. Tarif fasilitas akomodasi ini bervariasi, mulai Rp 75 ribu per malam hingga Rp 250 ribu.


Sumber:
http://www.republika.co.id/, dalam :
http://arkeologi.web.id/articles/arkeologi-publik/1102-wisata-budaya-dan-sejarah-tarakan
15 Maret 2010